Rabu, 10 Desember 2008

Jaringan Internet Wajanbolic

Perkawinan Radio Komunitas dengan Internet Wajanbolic

Siapa sangka wajan yang biasa digunakan memasak, bisa dialihfungsikan menjadi antena menangkap sinyal nirkabel jaringan internet? Warga Desa Timbulharjo, Sewon, Bantul, membuktikan keberhasilan cara kerja wajan modifikasi bernama Wajanbolic ini melalui program pengembangan internet desa yang dilakukan Radio Angkringan. “Banyak efisiensi yang saya raih dari pengembangan program internet desa ini. Warga yang lain juga merasakan efeknya, terutama para pengusaha kecil karena memiliki kesempatan memasarkan produknya lewat internet," kata Joko Utomo, warga Timbulharjo, pengguna KUSIR-ANGKRINGAN, yang menjadi salah satu pembicara dalam Diskusi dan Sosialisasi Pengembangan KUSIR-ANGKRINGAN yang diadakan di RM Parangtritis, Sabtu (15/11).

KUSIR-ANGKRINGAN atau Komputer Untuk Sistem Informasi–Angkringan adalah jaringan informasi antar warga di desa Timbulharjo dengan teknologi jaringan komputer nirkabel. Jaringan ini berfungsi sebagai sarana berbagi koneksi internet sehingga harga langganan lebih murah. Menyediakan sarana dan prasarana teknologi informasi komunikasi dan pemberdayaan penggunanya oleh Radio Komunitas Angkringan.

Pada awalnya, media komunitas Angkringan berbentuk buletin cetak yang terbit mingguan. Media ini pertama kali terbit pada awal tahun 2000 dengan mengemban misi sebagai saluran informasi warga Timbulharjo. Karena begitu besarnya kebutuhan warga terhadap informasi, pengurus buletin segera meresponnya dengan membuat media baru berbentuk radio. Pada tahun 2005, Radio Angkringan bergabung dengan Saluran Informasi Akar Rumput (SIAR) sehingga memungkinkan Angkringan berbagi informasi dengan media komunitas lainnya melalui teknologi internet. Jaringan internet yang ada di Angkringan, selain digunakan untuk keperluan radio, juga digunakan oleh warga untuk keperluan lain. Dari sinilah muncul gagasan untuk menggelar jaringan internet di Desa Timbulharjo pada Agustus 2007.

Wajanbolic kemudian menjadi pilihan sebagai penerima dan penguat sinyal nirkabel yang dipancarkan Radio Angkringan karena selain murah, alat ini juga dapat dengan mudah dirakit sendiri dan secara fisik, antena berbentuk wajan ini telah akrab dengan keseharian warga desa sehingga mencitrakan teknologi internet bukanlah teknologi yang asing dan sulit dipelajari. Wajanbolic sendiri merupakan inovasi anak negeri yang pertama kali dikembangkan oleh Gunadi atau biasa dikenal dengan e-goen dan hingga saat ini telah banyak dikembangkan dan memiliki banyak variasi.

Pada awal proses pengembangan internet desa ini, kru Angkringan membuat prototipe wajanbolic dan mobile tower untuk memastikan bahwa gagasan mereka dapat diterapkan di Timbulharjo. Setelah proses uji coba, gagasan ini kemudian disosialisasikan kepada warga melalui rapat kampung, pertemuan karang taruna, dan siaran radio.


Saran dan kritik

menurut saya ujian seperti ini sangat menarik karena memang jarang sekali ujian seperti ini dilakukan.

kritik:orang yang tidak mengerti internet akan merasa kebingungan sehingga nilainyapun mungkin tidak akan maksimal,ujian ini juga merepotkan karena kadang-kadang jaringan internetnya tidak baik atau sering error sehingga kita harus melakukannya berulang-ulang.

Saran:sebaiknya sebelum ujian ini dilakukan siswa dilatih terlebih dulu dan diberikan pengertian atau teori serta prakteknya sehingga ketika ujian ini dilaksanakan dia sudah bisa/terlatih dan dapat nilai yang baik.waktunyapun harus disesuaikan agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan maksimal.


Selasa, 25 November 2008

security network

Network security : apa dan bagaimana
Oleh : Joko Yuliantoro & Onno W. Purbo

Seperti yang kita lihat di saat ini, Internet telah tumbuh dan berkembang hingga mencapai angka beberapa juta unit komputer yang terkoneksi di berbagai belahan dunia. Dari hari ke hari pula informasi yang terkandung di dalam jaringan Internet tersebut semakin lengkap, akurat, dan penting. . Informasi telah menjadi suatu asset yang sedemikian berharga sehingga perlu mendapat perlakuan yang lebih spesifik. Selain itu pula, kemajuan yang dicapai dalam bidang pengembangan sistem operasi komputer sendiri dan utulitasnya sudah sedemikian jauh dimana tingkat performansi, keandalan dan fleksibilitas software menjadi kriteria utama dalam proses pengembangan software. Dengan semakin penting dan berharganya informasi tersebut dan ditunjang oleh kemajuan pengembangan software, tentunya menarik minat para pembobol (hacker) dan penyusup (intruder) untuk terus bereksperimen guna menemukan dan mempergunakan setiap kelemahan yang ada dari konfigurasi sistem informasi yang telah ditetapkan

Bertolak dari kenyataan di atas, muncul sebuah konsep yang lebih sering disebut dengan Network Security. Pada awalnya, konsep ini menjelaskan lebih banyak mengenai keterjaminan (security) dari sebuah sistem jaringan komputer yang terhubung ke Internet terhadap ancaman dan gangguan yang ditujukan kepada sistem tersebut. Cakupan konsep tersebut semakin hari semakin luas sehingga pada saat ini tidak hanya membicarakan masalah keterjaminan jaringan komputer saja, tetapi lebih mengarah kepada masalah-masalah keterjaminan sistem jaringan informasi secara global. Beberapa negara Eropa dan Amerika bahkan telah menjadikan Network Security menjadi salah satu titik sentral perhatian pihak-pihak militer masing-masing.

Sebenarnya, masalah Network Security ini timbul dari konektivitas jaringan komputer lokal yang kita miliki dengan wide-area network (seperti Internet). Jadi, selama jaringan lokal komputer kita tidak terhubung kepada wide-area network, masalah Network Security tidak begitu penting. Tetapi hal ini bukan berarti memberikan arti bahwa bergabung dengan wide-area network adalah suatu hal yang 'menakutkan' dan penuh bahaya. Network Security hanyalah menjelaskan kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dari konektivitas jaringan komputer lokal kita dengan wide-area network.

Selasa, 18 November 2008

security network

Mengenal Teknologi Security PDF Print E-mail
Written by Dummy
Sunday, 01 June 2008 16:09

cisco-pix-firewall-photo.jpgAda dua jenis teknologi informasi (TI) security yang berbeda untuk meningkatkan keamanan sistem e-government. Kenali perangkat TI (hardware-software) seputar dunia security.

Seperti yang sudah disebutkan di bagian depan, Warta eGov membagi dua kategori utama yang perlu ditingkatkan keamanan (security) di era e-government ini. Pertama adalah keamanan komputer/ laptop yang berdiri sendiri dan tidak terhubung dengan jaringan komputer lain dan internet (biasanya hanya ”terhubung” menggunakan disket atau flashdisk saja). Dalam hal ini serangan yang sering terjadi biasanya berupa serangan virus komputer yang berakibat data didalamnya hilang, kinerja komputer jadi lambat atau bahkan ada yang mati total.

Yang kedua adalah kategori keamanan komputer, server atau hardware (perangkat keras) lainnya yang terhubung dalam jaringan (network) atau bisa juga tersambung dengan internet/ LAN/ wireless. Salah satu contoh yang banyak terjadi di kalangan pemerintah daerah, dimana situs webnya mengalami serangan (hack) sehingga tampilan layout-nya berubah data/ fotonya. Dalam hal ini, sebenarnya yang diserang adalah pusat data situs web-nya (server).

cisco-pix-firewall-photo.jpgAda dua jenis teknologi informasi (TI) security yang berbeda untuk meningkatkan keamanan sistem e-government. Kenali perangkat TI (hardware-software) seputar dunia security.

Seperti yang sudah disebutkan di bagian depan, Warta eGov membagi dua kategori utama yang perlu ditingkatkan keamanan (security) di era e-government ini. Pertama adalah keamanan komputer/ laptop yang berdiri sendiri dan tidak terhubung dengan jaringan komputer lain dan internet (biasanya hanya ”terhubung” menggunakan disket atau flashdisk saja). Dalam hal ini serangan yang sering terjadi biasanya berupa serangan virus komputer yang berakibat data didalamnya hilang, kinerja komputer jadi lambat atau bahkan ada yang mati total.

Yang kedua adalah kategori keamanan komputer, server atau hardware (perangkat keras) lainnya yang terhubung dalam jaringan (network) atau bisa juga tersambung dengan internet/ LAN/ wireless. Salah satu contoh yang banyak terjadi di kalangan pemerintah daerah, dimana situs webnya mengalami serangan (hack) sehingga tampilan layout-nya berubah data/ fotonya. Dalam hal ini, sebenarnya yang diserang adalah pusat data situs web-nya (server).

Untuk meningkatkan security di komputer yang tidak terhubung sama sekali dengan jaringan lebih “mudah” dibandingkan komputer/ server/ hardware lain yang terhubung dengan jaringan/ internet. Kenapa? Ibarat kita mempunyai sebuah rumah yang hanya mempunyai satu pintu/ jendela saja. Pastinya Anda hanya cukup memasang satu kunci gembok di pintu/ jendela tersebut. Sebagai langkah antisipasi, Anda cukup memasang program anti virus yang banyak beredar di pasaran atau download di internet.

Berbeda dengan rumah yang banyak memiliki jalan masuk dan terhubung dengan jalan umum disekitarnya. Pastinya Anda harus memasang gembok, pagar besi, bahkan kawat teralis jendela. Begitu juga ketika membuat security pada komputer/ server yang terhubung dengan jaringan (network). “Jenis dan tingkatan network security yang akan dibuat tergantung kebutuhan dan ancaman yang terjadi” kata Tony S. Hartono, Advanced Technology Director PT. Cisco Systems Indonesia. Sebuah solusi teknologi network security, tambah Tony, harus mampu mendeteksi segala sesuatu yang masuk/ keluar melalui jaringan. Baik itu berupa e-mail, data berbentuk teks/ gambar, program aplikasi asing, virus atau penyusup (intruder/ hacker) sekalipun.

Sejauh pengamatan Warta eGov, salah satu strategi kerap dilakukan untuk mengantisipasi security network-nya adalah melalui perangkat teknologi bernama firewall (bisa berbentuk hardware/ software). Banyak vendor (perusahaan TI) yang sudah membuat berbagai jenis firewall ini. Sedangkan khusus firewall yang berbentuk software (aplikasi) sendiri terbagi menjadi dua, yakni yang berbasis Windows (Windows Firewall, ZoneAlarm, eTrust EZ Firewall,dsb) dan yang berbasis Linux (SmoothWall, Firestarter, IPtables, dsb). Sayangnya karena keterbatasan halaman, pemahaman mengenai security network akan dibahas lebi mendetil dalam Warta eGov edisi mendatang.

Namun menurut Tony, teknologi security network tidak hanya memasang firewall semata. “Idealnya teknologi network security harus mempunyai pola kerja self defending system (memproteksi secara otomatis),” jelas Tony. Jadi, misalnya ada yang masuk secara ilegal, salah satu antisipasinya, komputer/ server dalam jaringan tersebut akan mati secara otomatis tanpa harus menunggu perintah pengelola jaringan (administrator).

Selanjutnya bagaimana cara mengetahui sistem e-government di kantor Anda sudah aman atau belum? Tidak ada jalan lain yaitu dengan melakukan pengujian/ pengetesan “serangan”. Tujuan pengujian keamanan sistem jaringan adalah untuk mengetahui ”celah-celah” mana yang masih bisa ditembus oleh virus, penyusup (cracker/ intruder) atau aplikasi/ data asing yang tak dikehendaki.

Untuk komputer/ server yang berdiri sendiri (diasumsikan sudah terpasang program antivirus), beberapa metode yang bisa diuji antara lain dengan ”memberikan” virus melalui flashdisk/ disket atau dengan membongkar file yang memiliki password. Sedangkan untuk mengetes teknologi jaringan bisa menggunakan beberapa aplikasi khusus yang memang biasa digunakan untuk menguji sebuah sistem keamanan jaringan, diantaranya e-mail bombs (spamming), membobol password (cracking), IP Scanner, IP Sniffer, Network Analyzer dan sebagainya.

Terakhir, tidak ada solusi/ produk teknologi security yang sama dan baku untuk setiap sistem e-government di daerah/ kantor Anda. Baik itu perangkat hardware/ software yang berdiri sendiri ataupun yang tergabung dalam jaringan. Yang jelas, teknologi security yang dibuat sesuai dengan keinginan dan seberapa besar Anda ingin melindungi data di dalam komputer/ server di kantor. Semakin besar kebutuhan dan keinginan Anda akan rasa aman, pastinya semakin banyak jenis teknologi security yang dibutuhkan.