Sebenarnya ia hanya sebuah monumen. Dibangun selama 22 tahun
oleh Shah Jehan sebagai musoleum untuk mengenang istri tercintanya Mumtaz ul
Zamani yang lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal. Sebuah arsitektur atas nama
cinta yang menjadi satu bangunan terindah di dunia.
Seusai dengan maksudnya, bangunan itu pun disebut sebagai Taj Mahal. Letaknya di Agra, India
kawasan Uttar Paradesh. Persis di tepian Sungai Yamuna. Pembangunannya
melibatkan 20.000 pekerja, arsitek paling ahli, seniman ahli kerajinan tangan,
sejumlah ahli kaligrafi, pemahat, ahli batu dari seantero India, Persia, dan
Turki. Dibangun dengan presisi, emosi, seni arsitektur mengagumkan.
Bangunan itu berawal dari sebuah janji. Berpangkal dari
tahun 1631, saat Mumtaz Mahal terbaring sekarat di sisi suaminya Shah Jehan,
setelah melahirkan anak ke-14 bagi sang raja. Perempuan itu menagih empat janji
dari sang raja. Pertama memohon dibangunya sebuah Taj, kedua memintanya tidak
kimpoi lagi, ketiga menuntut perlakuan baik suaminya pada anak-anak mereka, dan
terakhir memintanya untuk mengunjungi makamnya secara teratur. Tak lama
kemudian Mumtaz mahal pun meninggal.
Shah Jehan sangat terpukul dengan kematian istrinya, namun
ia segera mewujudkan janji bagi sang istri tercinta. Maka ia memerintahkan
pembangunan sebuah Taj pada 1631. Selama 2 tahun Shah Jehan mengurung diri dan
berkabung. Lantas pada 1633, ia akhirnya menekankan pembangunan sebuah makam
bagi istrinya di dalam bangunan yang sedang dikerjakan itu.
Lambang Cinta
Mengapa disebut lambang cinta? Mari kita mundur ke tahun
yang lebih awal. Shah Jehan, awalnya bernama Khurrum Shihab-ud-din Muhammad,
merupakan pangeran dari Dinasti Mughal. Ia lahir dari 1592 di Lahore, dan
menjadi putra ketiga yang paling disayang kaisar Jahangir. Ia diplot sang
kaisar untuk menggantikannya kelak, dan ia pun dididik secara khusus termasuk
dalam bidang budaya, pengetahuan, dan seni beladiri serta kemiliteran.
Di usia 16 tahun ia mengejutkan ayahnya dengan desain
markasnya di dalam benteng Kabul dan mendesain ulang benteng Agra, setelah
diberi wewenang oleh sang ayah untuk memimpin sejumlah pasukan. Ia kemudian
menikah dengan Akbarabadi Mahal menyusul istri kedua Kandahari Mahal. Tetapi
cinta sejati justru berkembang saat ia jatuh hati pada gadis belia 14 tahun
Arjumand Banu Begum, cucu bangsawan Persia.
Ia terpaksa menunggu selama lima tahun sebelum diizinkan
menikahi gadis menawan itu pada 1612. Dan seusai pesta pernikahan yang megah
itu, istri ketiganya itu diberi julukan Mumtaz Mahal Begum. Mumtaz Mahal justru
menjadi istri yang paling disayang dan dimanjakannya. Begitupun sang istri ini
selalu menemaninya dalam setiap penugasan ke luar daerah. Setia menemani di
dalam istana, maupun di tenda-tenda dalam perjalanan sang pangeran. Cinta kedua
anak manusia ini memang sangat romantis, intim, dan harmonis.
Dalam misi tempur dari sang ayah, pada 1617, Khurram berkat
dampingan Mumtaz, berhasil menaklukkan Lodi di Decan, serta mengamankan wilayah
perbatasan selatan kerjaan dinasti Mughal. Untuk itu ia dianugerahi gelar “Shah
Jehan Bahadur” oleh sang ayah. Gelar yang memastikannya akan menduduki tahta
dinasti kelima Mughal.
Sejak Shah Jehan masih menjadi pangeran dan panglima perang,
Mumtaz Mahal memang selalu mendampinginya dalam keadaan senang maupun susah,
suka dan duka. Kisah cinta mereka tersiar di kalangan prajurit dan rakyat.
Sampai akhirnya ketika menggantikan posisi ayahnya sebagai raja, Mumtaz Mahal
selalu setia pada Shah Jehan.
Semua kisah cinta itu tak terlupakan oleh Shah Jehan sampai
akhir hayatnya. Ketika ang istri meninggal, ia pun merasa amat terpukul. Namun
semua kenangan akan cinta sejatinya dituangkan dalam pembangunan Taj Mahal. Selama 22 tahun (sejak 1631)
sampai 1653, keseluruhan Taj Mahal rampung dibangun.
Bangunan setinggi hampir 60 meter itu dibuat dengan basis
batu marmer dan beberapa bagiannya diberi ukiran, hiasan, dan lapisan emas,
perak, dan berlian. Semua mata takjub dan berdecak kagum. Melihat Taj Mahal, semua orang yakin bahwa tak
ada bangunan lain yang mampu menandingi keindahannya. Benar-benar wujud cinta
yang paling dalam. Hingga ajalnya di tahun 1666, Shah Jehan pun dimakamkan di
samping makam istrinya di dalam Taj Mahal. Menjadi lambang cinta
sejati, hingga hari ini…
Taj Mahal dalam Mitos
Taj Mahal memang mengandung nuansa
berbeda. Banyak kontroversi yang melambung dari sana. Mungkin karena aura dan
keindahan bangunan tersebut memang mampu memengaruhi emosi pengunjungnya.
Jean-Baptiste Travernier mungkin menjadi “turis” Eropa
pertama yang mengunjungi Taj Mahal. Dari kunjungannya tahun
1665, ia menuliskan bahwa kemungkinan Shah Jehan berencana membangun Taj MahalTaj Mahal dengan marmer hitam.
Namun Shah Jehan mungkin sudah digantikan anaknya Aurungzeb sebelum dibangun.
Sehingga akhirnyadibuat dengan marmer putih.
Sisa-sisa marmer hitam masih terlihat di seberang sungai di
Moonlight Garden, Mahtab Bagh, yang tampaknya mendukung versi legenda ini.
Namun hasil penelitian dan penggalian di sana pada 1990 menemukan bahwa marmer
itu adalah marmer putih yang berubah warna menjadi hitam. Teori tersebut juga
sudah diuji coba pada 2006 di lokasi tersebut dan membuktikan bahwa marmer yang
digunakan adalah memang marmer putih dan bukan hitam.
Masih banyak lagi mitos dan kontroversi soal Taj Mahal. Termasuk keraguan apakah Taj Mahalmemang dibangun khusus untuk
mengenang kisah cinta Shah Jehan bagi sitrinya Mumtaz Mahal, atau lebih
daripada itu yaitu merupakan refleksi cinta yang lebih murni dalam konsep
spiritual ilahi. Atau sekadar propaganda dinasti Mughal untuk menunjukkan
kajayaan mereka semata? Belum ada yang bisa memastikan.
Bangunan yang mengusung konsep simetris itu merupakan satu
pertanyaan lain. Lalu penataan kolam dan refleksi langsung Taj Mahal di atas air menjadi
bahan perdebatan lainnya.
Seribu satu pertanyaan masih mengantung di seputar Taj Mahal…
Keindahan Mengagumkan yang Misterius
Taj Mahal mewakili arsitektur mewah yang terbaik dari dinasti Mughal. Aslinya mencerminkan perpaduan budaya dan sejarah kekasiran Islam Mughal yang pernah menguasai India. Walau bentuknya mirip tampilan fisik bangunan masjid, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah makam penghormatan.
Keindahan Mengagumkan yang Misterius
Taj Mahal mewakili arsitektur mewah yang terbaik dari dinasti Mughal. Aslinya mencerminkan perpaduan budaya dan sejarah kekasiran Islam Mughal yang pernah menguasai India. Walau bentuknya mirip tampilan fisik bangunan masjid, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah makam penghormatan.
Taj Mahal Mudah dikenali dari ciri
kubah putih marmer, tatanan kompleksnya dan areal taman di lahan seluas 22,44
hektar. Termasuk aea makam tambahan, infrastruktur pengairan, kota kecil Taj
Ganji dan taman bulan purnama di utara sungai.
Dalam catatan sejarah Taj mahal masih diliputi kabut
misteri. Masih tidak diketahui secara pasti latar belakang berdirinya kompleks Taj Mahal, walau diyakini sebagai
persembahan cinta Shah Jehan terhadap istrinya Mumtaz Mahal.
Begitu juga dengan arsitek utama yang merancang bangunan
tersebut. Ada yang menduganya adalah arsitek India, Persia, bahkan Italia. Yang
pasti bahwa pembangunannya melibatkan kolaborasi sejumlah seniman, ahli, dan
perajin dari berbagai daerah.
Namun sejumlah penelitian merujuk bahwa sang arsitek utama
yang misterius itu kemungkinan besar adalah seorang Italia. Seseorang yang
bernama Geronimo Veroneo. Dugaan muncul berdasarkan pernyataan Father Manrique,
seorang Augustinian Friar, yang berkunjung ke Agra pada 1640 dalam upaya
menjemput Father Antony yang akan dibebaskan dinasti Mughal dari penjara.
Namun kesaksian ini justru sangat ditentang oleh banyak
orang yang meragukan ada seniman besar Italia di abad ke 17 yang berada di
India. Namun sejumlah makam Kristen Padres Santos di Agra memang menjadi satu
bukti bahwa orang Eropa sudah berada di Agra saat pembangunan Taj Mahal dan masa
sesudahnya.
Satu kemewahan lain dari Taj Mahal adalah pengguaan
materialnya yang didatangkan dari seluruh India dan Asia. Dindingnya dibentuk
dengan potongan batu marmer dan batu pasir dalam teknik konstruksi pengunci
besi. Seribuan gajah digunakan sebagai pengangkut material itu.
Untuk memenuhi kebutuhan batu pasirnya, didatangkan dari
tambang di dekat Fatehour Sikri, lalu marmer putihnya dari Raja Jai Singh di
Makrana, Rajasthan. Permata jasper berasal dari Punjab, permata jade dan
kristal dari Tiongkok. Permata pirus dari Tibet, batu lapis Lazuli dari
Afghanistan, batu safir dari Srilanka dan carnelian dari Arabia. Setidaknya ada
28 jenis batu permata yang digunakan sebagai penghias Taj Mahal.
Semua informasi detail mengenai pembangunan Taj Mahal memang masih
terselubung. Entah mengapa bangunan yang belakangan ini tetap menjadi satu dari
tuiuh keajaiban dunia modern (yang baru) itu, masih menyimpan rahasia besar.
Namun nilai seni, sejarah, budaya dan filosofinya yang memang sarat akan
tafsir, tetap menjadi satu warisan perdaban manusia. Sejak 1983, Taj Mahal sudah menjadi salah satu
Situs Warisan Dunia yang ditetapkan UNESCO.
Ia menjadi daya tarik wisata di India, khususnya wilayah
Uttar Paradesh…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar